Setelah mendapatkan platform blogging WordPress yang digunakan untuk pengembangan situs web.
Langkah selanjutnya adalah bagaimaan memulai untuk develop websitenya?
Banyak tutorial yang saya pelajari, kebanyakan memang berbahasa Inggris, alasannya adalah mudah untuk dicari dan sangat lengkap penjabaranya dari yang paling mendasar hingga lanjutan.
Beberapa ebook saya download, tidak hanya tentang WordPress saja tetapi terkait desain dan pemrograman lain pun saya dapatkan.
Saya sering mengikuti dan menerapkan tutorial dari situs CSS Tricks yang dimiliki oleh Chris Coyier.
Yang paling saya sukai dari dia adalah kategori Screencast, di mana saya bisa belajar desain website melalui video yang dia upload ke situsnya.
Sampai saat ini pun dia masih rutin mengupload dengan topik pembahasan tentang web terkini.
Mungkin untuk saat ini saya kurang mengikuti lagi perkembangan video terakhirnya.
Chris Coyier adalah seorang desainer dan developer front-end, dan situs yang dia kembangkan pun menggunakan WordPress.
Tiap tahun dia pasti mendesain ulang situsnya dengan desain yang unik dan menarik.
Untuk desain web yang sekarang dia gunakan, latar belakang warna hitam dengan warna font putih dipadukan beberapa gradasi warna.
Inilah yang membuat saya takjub akan desain yang dia buat.
Jadi, Chris Coyier ini memberikan inspirasi bagi saya untuk mengembangkan setiap projek website menggunakan WordPress.
Boleh dibilang, saya ini kutu buku WordPress hehe…
Tetapi belum bisa dibilang ahli juga, karena sampai saat ini pun masih terus belajar dan belajar.
Karena kemudahannya bagi saya untuk emngembankan setiap projek situs web.
Dan salah satu situs yang saya sukai dari Chris Coyier adalah Codepen.
Di situs tersebut kita bisa bereksperimen, melakukan debugging, dan memamerkan kreasi HTML, CSS, dan JavaScript.
Beberapa saya buat juga di Codepen, dan memang sangat menarik dan menyenangkan juga bereksperimen di sana.
Untuk WordPress sendiri saya mengambil 3 video tutorial yang diterbitkan oleh CSS tricks.
Di video tersebut cara mendesain website mulai dari photoshop mockup, mengkonversi ke HTML dan CSS dan terkahir menjadikan ke tema wordpress.
- Langkah pertama membuat desain dengan Photoshop
- Langkah kedua mengkonversi desain photoshop ke HTML dan CSS
- Langkah ketiga mengkonversi ke Tema WordPress
Itulah tiga langkah yang saya ikuti berupa screencast yang dibuat oleh Chris Coyier.
Alhamdulillah dalam sehari sekitar 18 jam penuh diselingi istirahat, saya bisa mendesain website.
Ini menjadi langkah awal development menggunakan WordPress.
Dan sampai saat ini, saya masih menggunakan open source WordPress untuk membangun website profesional.
Untuk pengembangannya, saya hanya fokus di wp-content
saja.
Lebih tepatnya hanya di pengembangan tema WordPress saja baik parent theme ataupun child theme.
WordPress User-friendly
Dari beberapa open source yang pernah saya coba, bagi saya WordPress adalah content management system yang user-friendly.
Mengapa demikian?
- Desain, fitur, dan fungsi yang sangat dapat disesuaikan
- Anda dapat menggunakan tool pihak ketiga untuk membuat situs web yang Anda butuhkan
- Anda dapat mengontrol kebutuhan hosting untuk membantu situs web Anda berkembang
- Ada banyak sekali pengetahuan yang tersedia secara online sehingga Anda dapat menemukan bantuan yang Anda butuhkan
Dari source core sendiri WordPress menjadi tiga bagian, yaitu:
wp-admin
wp-content
wp-includes
Nah, untuk mengembangkan sebuah tema atau plugin sendiri, Anda bisa mengubahnya di direktori wp-content
.
Untuk mempercepat pembuatan tema, Anda bisa mengembangkannya dari anak tema (child-theme).
Jadi, di sini Anda tidak perlu membuat dari awal, tapi Anda sesuaikan dengan desain Anda sendiri dengan menggunakan tema induk.
Dengan child-theme akan lebih cepat untuk mengembangkan sebuat situs yang Anda inginkan.
WordPress Parent Theme dan Child-Theme
Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, WordPress memberikan kemudahan bagi desainer atau developer website untuk mengembangkan tema WordPress melalui child-theme yang tetap terhubung dengan parent-theme.
Child-theme atau tema anak memungkinkan Anda mengubah aspek kecil dari tampilan situs Anda, namun tetap mempertahankan tampilan dan fungsionalitas tema Anda.
Untuk memahami bagaimana tema anak bekerja, pertama-tama penting untuk memahami hubungan antara tema induk dan anak.
Apa itu Parent-theme atau Tema Induk?
Parent Theme atau Tema Induk adalah tema lengkap yang mencakup semua file dan aset template WordPress yang diperlukan agar tema tersebut berfungsi.
Semua tema tidak termasuk tema anak dianggap sebagai tema induk.
Apa itu Child-theme atau Tema Anak?
Seperti yang saya jelaskan di atas, tema anak mewarisi tampilan dan nuansa tema induk dan semua fungsinya, tetapi dapat digunakan untuk membuat modifikasi pada bagian mana pun dari tema.
Dengan cara ini, kustomisasi disimpan terpisah dari file tema induk.
Menggunakan tema anak memungkinkan Anda meningkatkan tema induk tanpa memengaruhi penyesuaian yang Anda buat pada situs Anda.
Manfaat dari Child theme:
- menjadikan modifikasi Anda portabel dan dapat ditiru
- memisahkan kustomisasi dari fungsi tema induk
- mengizinkan tema induk diperbarui tanpa merusak modifikasi Anda
- memungkinkan Anda untuk memanfaatkan upaya dan pengujian yang dimasukkan ke dalam tema induk
- menghemat waktu pengembangan karena Anda tidak membuat ulang pengaturan
- metode yang bagus untuk mulai belajar tentang pengembangan tema
Mella says
?